Bila ABC diucapkan “Ee Bi Si”

animated_a.gifanimated_b.gifanimated_c.gif

Bagi para orang tua yang mempunyai anak usia 5 hingga 7 tahun, ‘ritual‘ untuk mengajari mengenal huruf, angka, dan membaca menjadi kegiatan yang tak bisa ditinggalkan. Mengenal abjad dan berlatih membaca ini mengingatkan kembali dengan ejaan-ejaan yang saya pernah hafalkan beberapa puluh tahun lalu (era 70-an), seperti : “Ini Budi, Ini Bapak Budi, Ini Ibu Budi,… dll”.

Berbeda dulu, berbeda sekarang. Sekarang pelajaran membaca di buku-buku teks sudah tidak ada lagi kalimat/kata-kata seperti di atas. Ilmu memang berkembang mengikuti perkembangan jaman. Tetapi terlepas dari materi apa yang diberikan, inti dan tujuan pembelajaran tetap sama yaitu mengenalkan dan mengajarkan anak membaca.

Sesuai dengan judul yang saya tuliskan di atas, mungkin tak akan menjadi masalah bila si anak sedang diajarkan percakapan dalam Bahasa Inggris dan dia mengenal pengucapan abjad juga sesuai dengan pengucapan cara Inggris. Atau si anak melafalkan abjad sesuai pengucapan Indonesia dan dia sedang belajar kata/kalimat bahasa Indonesia.

Yang ‘pelik‘ (Bhs. Melayu: rumit, aneh) adalah bila mengajarkan anak membaca huruf “ABC” dan dilafalkan sebagai “Ee Bi Si” (seperti dalam ejaan bahasa Inggris) tetapi diterapkan dalam mengucapkan kata/kalimat Bahasa Melayu.

Itulah yang kami hadapi, keluarga Indonesia yang mempunyai anak-anak usia tadika dan sementara ini tinggal di Malaysia. Kami pernah saling berseloroh, “Coba bayangkan mengajarkan anak membaca kata IBU dieja dengan “Ai Bi Yu = Ibu”, betapa aneh terdengar di telinga”.

Betul juga, belum lagi kalau kita mau mengajarkan membaca kata YOYO dengan ejaan ‘Wai O Wai O = YOYO’ atau ‘Bi Ee Pi Ee Ke = Bapak’. Masak, ejaan “Bi Ee” dibaca ‘Ba’, bukankah “Bi Ee” lebih dekat dengan ‘Be’ bukan ‘Ba’. Aneh khan?? Nggak nyambung sama sekali. Bandingkan dengan ‘Ii Be Uu = Ibu’ atau ‘Ye O Ye O = YOYO’, rasanya lebih mudah.

Ataukah mungkin karena ejaan alfabet Indonesia lebih familiar di telinga kita?? Rasa-rasanya tidak juga, karena anak terkecil saya juga mengalami kesulitan bila diajarkan dengan bacaan alfabet ‘Inggris‘ bila dibandingkan dengan alfabet ‘Indonesia‘. Malahan menurut anak sulung saya (kelas 6 Sekolah Rendah/SD), bahwa diantara kawannya (anak Melayu) ada beberapa anak yang belum bisa lancar membaca sehingga harus dimasukkan dalam kelas khusus yang disebut dengan ‘kelas pemulihan’. Bayangkan, kelas 6 SD masih belum lancar membaca??

Memang sih.., masalah yang satu ini bukan merupakan satu-satunya faktor utama penyebab belum lancarnya membaca. Namun menurut hipotesis keyakinan saya, masalah ini juga dapat menjadi salah satu faktor/parameter kejadian tersebut. Wah… perlu ada penelitian neeh..

oooOOOooo

 

5 Tanggapan

  1. kalau kelas 6 belum lancar membaca bagaimana belajar materi pelajarannya ya?

  2. Hihihih lucu juga
    topmarkotop

  3. @Junthit:
    Yang tak lancar baca dimasukkan kelas tersendiri dan materi pelajarannya agak sedikit berbeda disesuaikan kemampuan anak, makanya mereka dikeluarkan dari kelas normal. Kalau tetap di kelas normal, pasti tuh anak semakin tertinggal. Yang lain sudah “dong”, dianya masih “bengong”…he…he…he.

    @Kangguru:
    he…he…he…ho-oh.

  4. Masak gak sinkron gitu ya Pak hehehehe….
    Ai en ai – ai bi yu – bi yu di ai
    BTW salam kenal Pak..terima kasih sudah mampir gubug saya 😀

  5. mas mau tanya dong, keluarga saya mau pindah ke malaysia, anak saya 6 tahun, sudah sd kelas 1, bagaimna cara pindah sekolah ke malaysia ya? trims

Tinggalkan Balasan ke kangguru Batalkan balasan