REKLAMASI SEMARANG, BUAH SIMALAKAMA

Mencermati tulisan sdr. Ridwan di harian Suara Merdeka (20/6/07) dan pendapat Prof. Sudharto P Hadi MES PhD (23/6/07), seharusnya dapat menjadi inspirasi untuk menyelesaikan permasalahan klasik kota Semarang. Reklamasi dan banjir, dua permasalahan yang saat ini sedang berhubung-kait saling mempengaruhi.

Berbicara masalah reklamasi, kita seolah-olah baru saja terhenyak bangun dari mimpi buruk. Harapan indah dimana kegiatan reklamasi menjadi alternatif pilihan untuk memperluas lahan dalam upaya menampung kegiatan pembangunan, berubah menjadi mimpi buruk karena dituding menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Dari manfaat dan akibat yang bertolak belakang inilah, maka pelaksanaan reklamasi bak memakan buah simalakama.

Melihat dinamika pembangunan saat ini, tidaklah berlebihan bila diprediksikan bahwa reklamasi pantai akan menjadi trend pengembangan wilayah kota di masa depan. Hal ini selain didorong oleh laju pertumbuhan penduduk, juga karena kalangan dunia usaha akan lebih memilih reklamasi pantai sebagai upaya mendapatkan lahan yang strategis, meski dengan investasi yang lebih tinggi. Namun sampai saat ini, kegiatan reklamasi di Indonesia justru banyak menuai bencana lingkungan.

Karakter Unik Semarang …….