“INDON”, Semoga Tak Terdengar Lagi Sebutan ini

Indonesia sudah berkali-kali melayangkan protes kepada media massa Malaysia, tentang penggunaan istilah INDON ini. Terakhir pada bulan Mei 2007, Bapak Eka A. Suripto selaku Sekretaris I Penerangan & Humas KBRI di Malaysia menjelaskan bahwa pihak Deplu Indonesia sudah menyampaikan protes secara resmi kepada Dubes Malaysia di Indonesia. (baca di sini)

Protes Indonesia ini kemudian ditindaklanjuti oleh pihak Malaysia melalui Menteri Informasinya. Himbauan atau tegasnya LARANGAN penggunaan istilah INDON secara resmi akhirnya dinyatakan juga oleh Menteri Informasi Malaysia Datuk Seri Zainuddin Maidin, pada 24 Mei 2007. Himbauan ini ditujukan kepada seluruh warganya dan media massa lokal (Malaysia). Seperti diketahui, selama ini media massa Malaysia biasa menuliskan sebutan INDON pada berita-beritanya, baik itu tertulis di judul berita ataupun dalam isi berita. (baca di sini)

Kebanyakannya, istilah atau sebutan INDON biasanya digunakan oleh media massa untuk menyebut WNI yang terlibat masalah di negeri jiran tersebut. Entah itu masalah TKI ilegal, ataupun masalah-masalah kriminal yang lain. Intinya yang berkonotasi jelek. Bagi masyarakat Indonesia, ini menjadi salah satu “dosa besar” media massa Malaysia terhadap bangsa Indonesia. Sebab belum pernah sekalipun media massa Indonesia secara resmi dalam berita-beritanya menyebut Malaysia dan warga negaranya dengan istilah lain.

Kalaulah penyebutan “Warga Indonesia” terlalu panjang menurut kebanyakan jurnalis Malaysia, bukankah dengan menyebutnya sebagai “WNI” saja itu sudah jauh lebih singkat? Singkat, padat dan tidak merendahkan martabat. Sedangkan untuk penyebutan nama negara, tetaplah gunakan sebutan lengkap INDONESIA. Ataupun kalau mau menggunakan singkatan, gunakanlah singkatan yang diakui secara internasional, yaitu INA.

*****

Memasuki tahun 2008, pada tanggal 9 Januari, Naib (Vice / Wakil) Ketua Pemuda UMNO meminta kepada rakyat Malaysia untuk menghentikan memanggil warga negara Indonesia dengan menggunakan istilah INDON. Beliau juga berharap sama, terhadap media massa Malaysia untuk tidak lagi menyebutkan istilah tersebut dalam berita-beritanya.

“Jika kita tahu panggilan ini menyakitkan hati mereka (rakyat Indonesia), saya percaya kita perlu berhenti menggunakan panggilan itu. Saya berharap media massa yang menjadi saluran untuk mempopularkan panggilan itu dapat memenuhi permintaan rakyat Indonesia,” katanya pada sidang akhbar selepas menjadi pembicara khas pada hari terakhir Dialog Malindo 2008, di sini semalam.

Selengkapnya, baca di sini dan di sini….

Dari pihak media massa-pun tampaknya menyambut himbauan tersebut. Mereka membentuk ikatan wartawan yang bertujuan memperkokoh jalinan persahabatan dan persaudaraan antar kedua negara. Ikatan tersebut diberi nama Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia atau disingkat ISWMI. Ikatan tersebut diketuai oleh Datuk Johan Jaffar, sedangkan Ketua Pengarang The Star Publications, Datuk Wong Chun Wai sebagai Timbalan Pengerusi (Deputy Chairman / Wakil Ketua) ISWMI. (selengkapnya, baca di sini dan di sini)

*****

Kita berharap dengan terbentuknya organisasi jurnalis di Malaysia ini, maka sebutan-sebutan yang berbau miring tentang Indonesia, terutama penggunaan sebutan INDON akan segera sirna.

Dan saya pribadi berharap, terutama saya khususkan untuk Datuk Wong Chun Wai, untuk lebih mengontrol medianya (The Star Newspapers) dalam menggunakan istilah INDON. Karena dari pantauan saya, sejak himbauan Menteri Informasi Malaysia pada medio Mei 2007 hingga tulisan ini dibuat, The Star masih sering menuliskan sebutan INDON. Istilah tersebut digunakan sebagai kata ganti orang (WNI) dan negara.

thestar.jpgDari searching di situs The Star Online, dengan mengetikkan clue/keyword INDON, saya mendapatkan 125 berita yang tertulis sejak 11 Januari 2007 hingga 9 Januari 2008. Tulisan INDON itu ada yang terdapat pada judul berita ataupun pada kandungan beritanya. Selain itu kata-kata tersebut tersebar di hampir semua rubriknya seperti: Nation, News, Sport, Technology, maupun Business.

Beberapa judul menggunakan istilah INDON, yang pernah dirilis oleh koran The Star, antara lain: Remand order against man and Indon maid extended (Nation, 13/07/2007), Indon president claims victory in war against terror (News, 16/08/2007), Indon takes swipe at boring event (Sports, 13/08/2007) Indon movie first to make debut via IPTV (Technology, 13/11/2007), CBIP banks on Indon jobs (Business, 18/12/2007).

Terakhir saya masih melihat penulisan INDON di koran Datuk Wong pada hari ini 9 Januari 2008, dengan judul “Constable’s hubby charged with cheating Indon woman”.

oooOOOooo

15 Tanggapan

  1. Saya sendiri tidak habis fikir dengan sikap sebagian warga Malaysia dan media massanya. Alasan penggunaan istilah Indon sebagai efisiensi juga terlalu dipaksakan. Apa susahnya menambahkan “esia” di belakang Indon…

    Sebagai warga negara, saya juga tersinggung. Mudah-mudahan saja niat baik dan upaya-upaya yang telah dilakukan kedua belah pihak seperti di ulas di postingan ini, dapat menyembuhkan luka bangsa Indonesia dan memperbaiki hubungan kedua negara yang serumpun ini.

  2. berdoa semoga tak terulang lagi

  3. saya malah engga mao nuris ke malay lg. never. biarpun cumen transit, meningan milih pswt yg lain deh, yg kaga ada hub.nya ama malay.

  4. @ Ram-ram Muhammad: Mudah-mudahan tercipta saling pengertian dan hormat menghormati.
    @ kangguru: Amiin….
    @ telmark: Wah…, berarti gak bisa mampir ke asrama saya dong, pak…. 😯

  5. ass.. saya setuju dengan kalian semua yang nulis comment di sini,,
    sebaiknya INDONESIA dan malaysia mengambil jalan tengah, supaya masalah ini cepat selesai,, dan jalan tengah itu adalah berperang sampai salah satu negara musnah, karena klo kita cuma damai anjing doang nanti malaysia maling lagi.. kalian juga tau kan klo klepto itu susah di hilangkan..

  6. @ nickodrummer: Hehehe…. janganlah mengedepankan emosi. Seandainya saya belum pernah menginjakkan kaki di negeri jiran ini, mungkin saya juga akan berpendapat emosional.

    Memang tak bisa dipungkiri, ada sebagian jiran kita ini yang memandang rendah bangsa kita. Tetapi kebanyakan mereka adalah yang kurang pendidikan, atau belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia, atau bisa juga karena punya pengalaman buruk yang berhubungan dengan Indonesia.

    Tetapi banyak juga di antara mereka jiran kita ini yang masih respek dengan Indonesia. Jangan khawatir…..

    Sekarang ini, ada beberapa kawan Indonesia yang belajar pasca sarjana di Malaysia ini sedang mempersiapkan riset tentang hubungan Ina-Mas ini. Termasuk di dalamnya, adalah kasus penggunaan istilah INDON. Riset ini mengambil responden dari Indonesia dan Malaysia, dan tampaknya akan mendapatkan biaya sokongan penuh dari Malaysia.

    Menurut saya, rasa nasionalisme itu sangat diperlukan. Namun hidup rukun, damai dan saling menghormati dengan tetangga lebih menguntungkan.

  7. mas Faiq, mencuri itu konsekuensinya besar,, klo mas faiq orng ISLAM, pasti mas faiq tahu hukumannya,, yang jadi masalah di sini, ” sudah berapa kali mereka mencuri??? ” dan apa hukumannya yg sudah di realisasikan?? mungkin klo seandainya mereka minta maaf, warga INDONESIA pun akan mengerti, tapi sekarang ini, mereka malah menantang INDONESIA-ku, sudah dari dulu mereka seperti itu, merendahkan INDONESIA-ku,, saya memang tidak berperang secara fisik, tapi tidak di dalam dunia maya atau Internet,, bahkan saya bersumpah, tidak akan menginjak, berhubungan, berkenalan dengan orang2 malaysia.. karena saya merasa mereka sudah cukup banyak mengecewakan kami, rakyat INDONESIA..
    klo mas faiq berbeda pendapat dengan saya, itu wajar, karena beda kepala, beda isi, beda pendapat, saya tidak pernah menyalahkan warga Indonesia yg tinggal, bekerja, belajar disana, karena saya tahu, saya tidak punya kuasa menentukan jalan hidup manusia,, percayalah , riset itu usaha yg sia2.. trimakasih..

  8. hidup nicko…..
    mati malaysia

  9. Kebanyakannya, istilah atau sebutan INDON biasanya digunakan oleh media massa untuk menyebut WNI yang terlibat masalah di negeri jiran tersebut. Entah itu masalah TKI ilegal, ataupun masalah-masalah kriminal yang lain. Intinya yang berkonotasi jelek……
    … Tolong renungkan, apakah ini sebuah FAKTA??

  10. mas tatu, klo masalh WNI indonesia di sana yg berbuat onar mah gk da hubungannya dengan negara, itu mah lebih ke diri masing2…
    masih mending mereka buat onar di malaysia, daripada di negri sendiri??
    sekarang lebih parah mana, jaman soekarno mereka dah nginjek bendera RI skalian sama kepala negara mereka, truZ tahun2 berikutnya ngambil2in kebudayaan (batik, tarian, lagu)..
    skrng ntah dah di ambil blum tuh ikan arwana yg di kalimantan, denger2 mereka lgi hobi buat penangkaran ikan arwana malaysia… ngaku serumpun klo lgi ketauan maling, klo gk mah kentutnya aja gk nyaut…

  11. mas-mas,mbok,mbok,jangan sensitif jangan marah,emang kita nggak ada niat untuk menyakitkan hati anda.kalau mas tinggal lebih lama di malaysia mas akan ngerti memang budayanya suka memendek perkataan dan bahasa kok.
    kalau pergi ke melaka jangan terkejut kalau kita dengar perkataannya kurang ajar.tapi itu menandakan kedekatan yang amat itu sekali.tanda persahabatan yang paling akrab.

    contohnya kalau bertamu ke melaka,kita beri salam “assalamualaikum,-walaikumusalam. eh.. mat lama kau tak datang ke sini ,ingat kan kau dah lama mati.hidup lagi kau rupanya. jangan kaget. ya.

    kalau ketemu teman rapat, jangan terkejut,”oi-mat, celaka kau,lama tak jumpa.kepala otak kau lah nak ajar aku.ingat aku bodoh…

    eh si minah kau nak kencing aku?(,aminah kau hendak bohong aku)? jadi sistemnya lagi kasar lagi mesra.
    jadi mas-mas bahasanya kasar tetapi tidak ada yang di simpan dalam hati.emang bahasanya suka di singkatkan dalam perbualan sehari-hari,lebih mesra tidak formal.

    contohnya.

    hendak pergi ke mana?jadi-nak gi ana?
    kampung dekat mana?jadi-kampung kat na?kampung kat kl-(Kuala lumpur)kat kk(kota kinabalu)kat kb(kota baru}kat L.A(los angeles) kat U.S(amerika)
    lahir di mana? kat hkl(dekat hospital kuala lumpur)kat h.uk.m(hospital university kuala lumpur)kat u.h(university hospital
    datang naik apa?naik lrt(light railway transit)naik kete(kereta/mobil) naik komute(commuter),naik moto(naik honda/motosikal)

    sudah makan atau belum?jadi -dah(sudah)/lum(belum)
    bercuti dekat mana?jadi- cuti kat na?kat indon(dekat indonesia)
    seronok(happy/gembira tak?) jadi- bess–(seronok/gembira)
    wanita cantik tak?jadi -awek cun?

    jadi korannya untuk mendekatkan lagi perasaannya ke pembaca di tulis indon.
    kalau lihat di koran anda juga akan lihat united kingdom di tulis ” uk people/us people/aussie nation/ind-indian nation/ussr(russia)/ thai kingdom/bangla/bangladesh/viet people/china people/turk country/ semua di singkatkan.ini kerna pengaruh inggeris di bawa ke bahasa melayu.
    pemerintah kita sudah bilang ke tv dan koran jangan di singkatkan lagi perkataan indonesia.mungkin kalau di lihat pemilik koran itu yang dikuasai oleh partai china kurang sensitif.tapi koran bahasa melayu sudah tidak ada lagi perkataan indon.

    jadi nilai bahasa yang anda tidak suka kita ngerti kok.kita pun sudah berhenti menulis dan memanggil indon.tapi kalau koran / yang dikuasai oleh parti china memang anda patut hantar ke editor koran tersebut membantah perkataan indon itu.

  12. mo cari masalah lagi MAL*****A….apa mereka mau meniru rasisme yang pernah dan masih terjadi di negeri paman sam?
    disana kulit hitam disebut NIGER apa mereka juga mau memperlakukan kita seperti itu?
    kurang ajar ne maling….
    jgn-jgn di negara MAL*****A juga ada sekte sebangsa klu-klux-klan kyk di amrik sana y….?
    wah tapi piss aja bro lagi puasa…kalo mereka punya sebutan buat orang Indonesia kt jangan mau kalah…
    mmmm…gimana kalo kita sebut aja mereka MALING…? kan tadi kita disebut INDON?
    piye boz?setuju?ajak aja temen-temen bloger pake istilah itu, dimulai dari dunia maya…sukur-sukur kalo temen-temen media bisa ikut-ikutan biar seru…heee
    biar tambah akrab gitu, kalo temen deket ato sahabatkan biasanya punya nama panggilan sendiri buat sahabatnya toh?….heee d^_^b
    ato biar ribut sekalian, perang sekalian….g sabar aku denger kelakuan mereka yang semakin menjadi-jadi n ga hargai bangsa kita ini….

  13. buat yang Indonesia sabaaar…
    kita sosialisasikan pelan2…
    kadang temen2 kita sendiri ada yg nyebut dirinya Indon
    nah kita mulaidari sana dulu..
    lalu kita kasi tau pelan juga ke orang malaysia…

    buat adik riris monalisa….
    memang budaya menyingkat bahasa itu da dimana2..
    n bahasa kasar yg dipakai sehari2 di Indonesia pun ada.
    tapi apa2pun dik..
    menurut tatabahsa n grammar manapun juga cara memenggal kata Indonesia yang betul adalah sebagai berikut
    in-do-ne-si-a
    bukan
    in-don-e-si-a.

    Malaysia adalah bangsa yg majukan? Nah takkan cara memenggal kata yg betul pun tak tahu…

    Salam kenal buat penulis…

  14. Iya nih,org2 indonesia di malaysia juga kalo ditanya dari mana?pasti jawabnya dari indon.makanya org malaysia pada ngikutin.meding ngebahas soal lain dari ngebahas soal kata ‘indon’.itu kan remeh bgt.lagian,di australi dan di filipina juga pake indon kok..

  15. Pertama sekali saya ingin memaklumkan bahawa saya adalah generasi pertama yang lahir dan dibesarkan di Malaysia. Bapa saya merupakan anak kepada pasangan yang berhijrah dari bukittinggi, sumatera barat ke Melaka, Malaysia. Manakala ibu saya merupakan bekas warganegara Indonesia yang berasal dari Bukittinggi dan kini memiliki kewarganegaraan Indonesia. Saya merupakan anak dari keluarga imigran yang dapat layanan status “bumiputera” sama seperti “bumiputera” Malaysia yang lain. Pengertian bumiputera sila rujuk – http://en.wikipedia.org/wiki/Bumiputera_(Malaysia). Sebagai pemegang status bumiputera saya memiliki banyak keistimewaan yang diberi oleh pemenrintah Malaysia. Dari kecil hingga saya dewasa. Kini saya merupakan Engineer di sebuah department di kawalan pemenrintah Malaysia. Untuk makluman banyak anak anak imigran indonesia yang menerima keistimewaan seperi yang saya terima hingga ada antara mereka yang melanjutkan pelajaran ke luar negara dengan biaya Kerajaan Malaysia. Bahkan saya merupakan mahasiswa yang menerima bantuan penuh dari Pemenrintah saat saya belajar di Universitas Milik Pemenrintah Malaysia. Untuk makluman juga ada dikalangan anak – anak ini yang telah menjadi Menteri di dalam pemenrintahan Malaysia, Businessman/woman, Pegawai Tinggi Di Kantor Pemenrintah dan juga selebriti yang terkenal. Walaupun saya dibesarkan di Malaysia, namun perasaan cinta pada kampung halaman tetap ada. Setiap tahun kami akan pulang ke kampung untuk menziarahi tempat asal usul kami. Malah sebahagian besar dari rakyat malaysia merupakan imigran dari kepulauan Indonesia juga. Berkaitan dengan perkataan “indon” saya yakin orang malaysia tidak berniat untuk menghina orang indonesia. Sama sekali tidak. Tidak dinafikan ada juga rakyat Malaysia memandang negatif orang Indonesia. Tetapi percayalah jumlah mereka hanya kecil berbanding orang Malaysia yang menghargai kedatangan orang Indonesia di mana imigran Indonesia ini merupakan sebahagian dari mereka yang membangunkan ekonomi negara ini. Perkataan ini wujud disebabkan sifat semulajadi orang Malaysia yang sukakan mencipta istilah pendek bagi memnudahkan untuk mereka menyebut dan menulis. Dengan adanya bantahan dari pihak Indonesia, saya yakin rakyat Malaysia akan mengelak dari menggunakan istilah ini. Namun ianya perlukan masa memandangkan perkataan ini telah sinonim dengan dengan rakyat Malaysia.

Komentar ditutup.